Hidayatullah Halal Festival sukses dihelat pada Sabtu (11/10/2025) di Asrama Haji Balikpapan, berhasil menarik pengunjung dari berbagai kalangan. Acara ini menandai komitmen kuat masyarakat dan pelaku usaha Kalimantan Timur terhadap produk serta gaya hidup syariah. Digagas oleh Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Hidayatullah bersama Kementerian Agama Kota Balikpapan, DPW Hidayatullah Kalimantan Timur, Pemuda Hidayatullah Balikpapan dan berbagai mitra strategis, festival ini menjadi ajang edukasi, hiburan, sekaligus dorongan nyata untuk percepatan Sertifikasi Halal di wilayah tersebut.
Sejak pagi hingga sore, area Asrama Haji Balikpapan menjadi pusat aktivitas edukatif dan kuliner. Daya tarik utama festival terletak pada Bazar Kuliner Halal, di mana puluhan stan menjajakan aneka ragam makanan halal dari pelaku usaha lokal, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
Agenda puncak yang paling dinanti adalah seminar halal bertajuk “Urgensi Sertifikat Halal, Kewajiban atau Pilihan?”. Diskusi mendalam ini menghadirkan dua tokoh kunci: H. Masrivani, S.Ag., M.H., Kepala Kementerian Agama Kota Balikpapan, dan M. Faisal Thamrin, S.H., M.H., Ketua LPH Hidayatullah. Kehadiran mereka di mimbar menegaskan keseriusan pemerintah dan lembaga swasta dalam mengawal implementasi jaminan produk halal, yang juga merupakan kunci peluang bisnis untuk memasuki pasar global.
Dalam paparannya, H. Masrivani memberikan peringatan sekaligus motivasi tegas bagi para pelaku usaha. “Tahun 2026 sudah wajib halal. Ayo segera lakukan prosesnya,” tegasnya. Kepala Kemenag Balikpapan ini menyoroti disparitas signifikan, di mana dari 87.397 ribuan pelaku usaha di Kota Balikpapan, baru sekitar 3.636, yang memiliki sertifikat halal. Data ini menjadi alarm penting bagi percepatan proses sertifikasi di tengah tenggat waktu wajib halal yang semakin dekat.
Sementara itu, M. Faisal Thamrin memantik kesadaran konsumen Muslim dengan pertanyaan kritis, mempertanyakan apakah semua makanan yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari sudah terjamin kehalalannya. Ia mencontohkan, meskipun suatu hewan asalnya halal, proses penyembelihan yang tidak sesuai syariat bisa membuat dagingnya menjadi haram. Isu ini membuka mata peserta seminar akan pentingnya sertifikasi, bukan hanya sebagai regulasi, namun sebagai bentuk perlindungan umat dari produk yang meragukan.
Menanggapi besarnya urgensi ini, M. Faisal Thamrin menegaskan komitmen lembaganya. “LPH Hidayatullah berkomitmen penuh untuk ikut berkontribusi aktif menjadikan Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia,” ujarnya.
Untuk mempermudah UMKM Balikpapan memenuhi kewajiban sertifikasi, panitia festival juga membuka layanan konsultasi sertifikasi halal gratis melalui program Sertifikasi Halal Gratis (SEHATI). Inisiatif ini merupakan langkah nyata untuk mempermudah UMK, di mana BPJPH memang menyediakan jalur Self Declare bagi UMK yang didampingi PPH, yang dapat berbiaya gratis.
Kemeriahan festival semakin lengkap dengan rangkaian Lomba Islami untuk anak-anak, seperti lomba mewarnai, tahfidz Juz 30, hingga lomba azan. Acara ini berjalan meriah dan penuh semangat kompetisi positif, sekaligus sarana menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini. Konsep festival terbuka dan pendaftaran gratis terbukti efektif menyambut hangat masyarakat Balikpapan, dengan ribuan orang memadati setiap sudut acara, menikmati edukasi, kuliner, dan hiburan hingga sore hari.
Hidayatullah Halal Festival Balikpapan 2025 sukses menjadi momentum penting dalam mendorong percepatan sertifikasi halal dan mengukuhkan gaya hidup halal di Kalimantan Timur. Acara ini bukan hanya sekadar festival, tetapi sebuah gerakan kolektif dari pemerintah, lembaga, dan masyarakat untuk mewujudkan Balikpapan sebagai kota yang menjunjung tinggi jaminan produk halal, demi kontribusi besar Indonesia menuju visi Pusat Halal Dunia.